KULIAH KE 5
KEKUASAAN
1. Pengertian Kekuasaan
•
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
pihak lain agar berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang
mempengaruhi
•
Kekuasan adalah kemampuan menggunakan sumber-sumber
pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku pihak lain, sehingga pihak lain berperilaku sesuai dengan
kehendak pihak yang mempengaruhi
(Surbakti)
•
Kekuasaan sebagai penggunaan sejumlah sumberdaya
(aset, kemampuan) untuk memperoleh kepatuhan
(tingkah laku menyesuaikan) dari orang lain (Andrain)
•
Kekuasaan politik sebagai kemampuan menggunakan
sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan politik, sehingga keputusan politik itu menguntungkan dirinya dan kelompoknya.
Makna Kekuasaan
•
Pemegang
kekuasaan menjalankan kontrol atas orang lain
•
Pemegang
kekuasaan memiliki berbagai sumber kekuasaan
2. Tipologi Kekuasaan
Tipologi Kekuasaan
|
Contoh
|
Alasan Kepatuhan
|
Fisik
|
Senjata
|
Takut cidera
|
Ekonomi
|
Kekayaan
|
Memperoleh imbalan atau reward
|
Normatif
|
Tradisi atau legitimasi
|
Pengakuan hak moral
|
Personal
|
Kharisma
|
Tertarik pada sifat khusus
|
Keahlian (expert)
|
Ilmu pengetahuan atau informasi
|
Infereior
|
3. Dimensi Kekuasaan
1)
Kekuasaan potensial vs aktual
2)
Kekuasaan konsensus vs paksaan
3)
Kekuasaan positif vs negatif
4)
Kekuasaan jabatan vs pribadi
5)
Kekuasaan implisit vs eksplisit
6)
Kekuasaan langsung vs tak langsung
3.1. Kekuasaan Potensial vs Aktual
•
Kekuasan potensial adalah sumber-sumber energi yang
dimiliki baik berupa kekayaan, tanah, senjata, pengetahuan, informasi, jabatan
dan sebagainya, yang belum digunakan.
•
Kekuasaan aktual terjadi apabila sumber-sumber
energi yg dimiliki tersebut digunakan dalam kegiatan politik
3.2. Kekuasaan konsensus vs paksaan
•
Kekuasaan
paksaan memandang kekuasaan sbg intrumen utk memaksakan kehendak &
mendominasi klp lain. Kepatuhan diperoleh dg cara ancaman fisik dan non
fisik.
•
Kekuasaan
konsensus berarti menggunakan kekuasaan untuk mencapai tujuan masyarakat secara
bersama. Kepatuhan diperoleh tdk dg cara mengancam. Kepatuhan diperoleh
melalui kesadaran dari orang yg mengikuti.
3.3. Kekuasaan positif vs negatif
•
Kekuasan
positif berarti penggunaan sumber-sumber kekuasaan untuk mencapai tujuan yang
penting dan diharuskan.
•
Kekuasaan
negatif adalah penggunaan sumber-sumber kekuasaan untuk mencegah pihak lain
mencapai tujuan yang dipandang tidak perlu dan dapat merugikan pihaknya.
•
Postif
da negatif tergantung adalah persialan debatable.
3.4. Kekuasaan jabatan vs pribadi
•
Kekuasaan
jabatan adalah kekuasan yg bersumber dari jabatan formal, seperti Presiden,
Gubernur,Bupati Walikota, dsb.
•
Kekuasaan
pribadi adalah kekuasan yang bersumber dari kualitas pribadinya
•
Penggunaan
kekuasaan jabatan akan dipengaruhi oleh kekuasaan pribadi
•
Dalam
msyarakat modern jabatan dan kualitas pribadi merupakan sumber kekuasaan
efektif
•
Dalam
masyarakat sederhana kekuasaan yang didasarkan pada kualitas pribadi lebih
menonjol
3.5 Kekuasaan
implisit vs eksplisit
•
Kekuasaan implisit adalah pengaruh yang tidak dapat
dilihat tetapi dapat dirasakan. Contoh: Kekuasaan mantan Presiden Soeharto saat
ini, kekuasaan Bakri.
•
Kekuasaan eksplisit adalah pengaruh yang jelas dapat
terlihat dan dirasakan. Misal: Kekuasaan Presiden, SBY
3.6. Kekuasaan
langsung vs tak langsung
•
Kekuasaan kangsung adalah penggunaan sumber-sumber
kekuasaan untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan politik dengan
melakukan hubungan langsung, tanpa perantara. Contoh: Para
Guru datang ke DPR untuk memberikan input dlm pembahasan RUU Guru
•
Kekuasaan tak langsung adalah penggunaan sumber-sumber kekuasaan untuk
mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan politik melalui perantara pihak
lain yang punya pengaruh lebih besar terhadap pembuat dan pelaksana keputusan
politik. Contoh: Intelektual menulis
di media massa tentang startegi mengatasi lumpur panas Sidoarjo atau korupsi.
4. Pelaksanaan Kekuasaan Politik
•
Bentuk
dan jumlah sumber kekuasaan
•
Distribusi sumber kekuasaan
•
Kapan sumber kekuasaan digunakan
•
Hasil penggunaan sumber kekuasaan
4.1. Bentuk dan Sumber Kekuasaan
•
Sumber
kekuasaan seperti sarana paksa fisik, kekayaan, normatif, jabatan, keahlian
•
Dalam
kondisi yang berbeda diperlukan penggunaan sumber kekuasan yang bebeda
•
Pada
masyarakat tradisional kualitas pribadi adalah sumber kekuasan yang ampuh
agar rakyat patuh
•
Pada
masyarakat modern jabatan dan keahlian adalah sumber kekuasaan yang efektif untuk
mengatur masyarakat
•
Pada
masyarakat modern media massa adalah sumber kekuasaan yang ampuh untuk
mempengaruh opini publik
4.2. Distribusi Sumber Kekuasaan.
•
Sumber
kekuasan tidak pernah terdistrbusi merata pada masyarakat atau sistem politik
•
Pada
masyarakat sederhana distribusi kekuasan timpang dalam sistem politik
•
Pada masyarakat modern distribusi sumber
kekuasan relatif lebih merata, karena:
(1) Masyarakat sudah terdidik
(2) Kesadaran untuk menuntut hak-haknya
(3) Kematangan civil society
- Persoalan: Orang yang memiliki & menguasai sumber kekuasaan, spt kekuasaan formal atau kekayaan tp tdk memiliki pengetahuan & teknologi, mk akan menimbulkan dis-orientasi perilaku
- Persoalan: Orang yang memiliki & meguasai sumber kekuasaan pengetahuan dan teknologi ttp tdk memiliki kekuasaan formal, mk kurang mampu mempengaruhi keputusan politik.
- Persepsi masyarakat akan sumber kekuasaan dpt mempengaruhi tingkat kepatuhan mereka. Kalau masyarakat mempersepsikan bahwa sumber kekuasaan keahlian lebih penting dp sumber kekuasaan formal, mk akan menyulitkan pemegang jabatan formal yg tdk memiliki keahlian utk memengaruhi keputusan atau mengadakan perubahan.
4.3.
Penggunaan Kekuasaan
•
Penggunaan
sumber kekuasaan untuk kegiatan sosial
•
Penggunaan
sumber kekuasaan untuk bisnis
•
Penggunaan
sumber kekuasaan untuk mempengaruhi proses politik
Pengunaan Kekuasaan untuk Proses Politik dtentukan oleh:
•
Motivasi utk mencapai tujuan
•
Harapan akan keberhasilan. Kalau harapan
keberhasilan tinggi maka akan mempengaruhi motivasi.
•
Persepsi tentang biaya dan resiko (opportunity
cost). Orang akan menggunakan kekuasaan utk tujuan mempengaruhi proses
keputusan politik kalau kalkulasi keuntungan lebih besar daripada kerugian.
•
Pengetahuan
tentang metode mencapai tujuan. Diperlukan pengetahuan dan ketrampilan dlm
melakukan musyawarah, negosiasiatau meyakin pihak lain.
4.4.
Hasil Penggunaan Kekuasaan
•
Adalah jumlah individu yang dapat dikendalikan
oleh pemegang kekuasaan. Jumlah anggota masyarakat yg perilakunya menyesuaikan
diri dg kehendak pemegang kekuasaan.
•
Jumlah sektor kehidupan yang dapat dikendalikan
•
Intensitas pengaruhnya pada individu dan masyarakat
4.4.1.
Jumlah Individu yang dikendalikan
Jumlah individu yang dapat dikendalikan tergantung dari:
- Tingkat kemajuan masyarakat
- Tipologi sistem politik yang digunakan
Tingkat Kemajuan Masyarakat
•
Dalam masyarakat masih sederhana, jumlah
individu yang dapat dikendalikan relatif terbatas karena pemegang kekuasan belum
memiliki aneka macam sumber kekuasaan
•
Dalam masyarakat sudah modern, pemegang
kekuasaan memiliki beraneka macam sumber kekuasan sehingga jumlah individu yang
dapat dikendalikan semakin banyak
Tipologi Sistem Politik
•
Sistem
politik otokrasi tradisional, pemegang kekuasaan mengendalikan sekelompok kecil
•
Sistem
politik totaliter komunis, banyak masyarakat yang dapat dikendalikan karena
tujuannya adalah membuat masyarakat yang seragam
•
Sistem
politik demokrasi, jumlah pihak yang dapat dikendalikan relatif
lebih sedikit daripada sistem totaliter komunis.
4.4.2. Sektor yang Dikendalikan
•
Tergantung
dari sistem politik yang dianut
•
Sistem
politik sentralistis seperti di negara komunis, pemerintah pusat mengendalikan
semua sektor
•
Dalam sitem politik demokrasi dan desentralistik,
maka pemerintah pusat hanya menangani sejumah sektor penting
•
Pemerintah
Pusat Indonesia: LN, petahanan & keamanan, peradilan, agama, moneter
4.4.3.
Intensitas Pengaruh Kekuasaan
•
Pengaruhnya
pada aktivitas luar atau sampai pada orientasi,sikap dan cara berpikir
•
Bagi
pemegang kekuasaan yang penting perilaku luar dengan asumsi bahwa perilaku luar
merupakan refleksi dari perilaku dalam: Rejim ORBA
•
Melalui
institusi pendidikan dpt merubah orientasi, sikap & cara berpikir
5.
Distribusi Kekuasaan
- Model Elite
- Model Pluralis
- Model Kerakyatan
5.1. Model Elite: Elite sebagai Pemegang Kekuasaan
•
Masyarakat
terbagi dalam 2 klas: (1) Elite sebagai pemegang kekuasaan; (2) Massa yang powerless
•
Elite
jumlahnya sedikit, Massa jumlahnya banyak
•
Elite
mengalokasikan nilai-nilai pada masyarakat secara tak imbang
•
Masyarakat tidak ikut menentukan kebijakan
•
Mobilitas massa
ke elite terbatas dengan pertimbangan stabilitas dan status quo
•
Massa
yang telah menerima “konsensus dasar elite” saja yang dapat diterima
•
Massa
diasumsikan apatis dan miskin informasi
•
Elite manyaring informasi ke massa
agar massa dapat
dikendalikan
Kelemahan Model
Elite
•
Mengabaikan pengaruh rakyat secara kolektif
•
Mengabaikan
peranan pemimpin kelompok sosial/ kekuatan sosial
•
Mengabaikan kepentingan lembaga pemerintah
5.2.
Model Pluralis
•
Setiap individu menjadi anggota satu atau lebih
kelompok sosial/kekuatan sosial
•
Setiap kelompok sosial dibentuk berdasarkan
kesamaan ideologis, kutural, profesi dan sebagainya.
•
Masing-masing kekuatan sosial tersebut
memperjuangkan kepentingan para anggotanya
•
Kekuasaan dalam masyarakat terdisribusi relatif
merata
•
Peranan pemerintah sekedar merumuskan aturan
permainan antar kelompok sosial dan mengawasinya agar tidak merusak
persatuan
•
Kelemahan:
Model ini mengasumsikan pemerintah bebas nilai dan tak punya kepentingan
5.3. Model Kerakyatan
•
Asumsi yang mendasari model ini adalah demokrasi
•
Perlu
ada partisipasi invidu dlm pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik
•
Ini
berarti rakyat berpartisipasi dalam mengalokasikan dan mendistribusikan
nilai-nilai kepada masyarakat
•
Siapa
itu rakyat yang berpartisipasi?
•
Setiap warga yg telah dewasa
Kelemahan Model
Kerakyatan
•
Menganggap semua warga negara yang sudah dewasa
memiiki kemampuan yang sama
•
Tidak
semua warganegara yang dewasa memiiki minat dan perhatian pada politik
6.
Kekuasan Barat vs Jawa
DIMENSI
KEKUASAAN
|
BARAT
|
JAWA
|
SIFAT
|
ABSTRAK
|
KONKRIT
|
SUMBER
|
MAJEMUK
|
HOMOGEN
|
JUMLAH
|
TAK TERBATAS
|
TETAP
|
MORALITAS
|
PUNYA
IMPLIKASI MORAL
|
TAK MEMILIKI
IMPLIKASI MORAL
|
6.1. Konsep Kelkuasaan Barat
- Kekuasaan bersifat abstrak: Kekuasaan mrp sesuatu yg tak tampak dg mata
- Kekuasaan sbg konsep utk menggambarkan hubungan antar antar manusia:: mempengaruhi dan kepatuhan
- Sumber kekuasan bersifat majemuk
- Jumlah kekuasaan tak terbatas krn kekuasaan bersifat abstrak
6.2.. Konsep Kekuasaan Jawa: “Kesakten”
•
Kekuasaan
bersifat konkrit, keberadaanya tidak terikat pada orang yang menggunakannya.
Kekuasaan termanifestasi dlm fenomena alami spt keris, pohon besar, gamelan, api
dll.
•
Kekuasaan
dilihat sbg kekuatan spiritual & misterius
•
Kekuasan bersifat homogen, berasal dari sumber yang
sama
•
Jumlah
kekuasaan tetap dari waktu ke waktu karena
dunia tetap. Kekuasaan bukan produk kekayaan atau organisasi. Distribusi
kekuasaan yg dpt berbah.
•
Karena
kekuasaan berasal dari sumber yang sama, maka tak memiliki implikasi moral.
Kekuasaan tak perlu pengakuan dari anggota masyarakat.
•
Konsentrasi:
bagaimana mengakumulasikan kekuasaan, bukan melaksanakan kekuasaan
•
Kekuasaan diperoleh dengan:
•
Perilaku seperti: bertapa, meditasi, berpuasa,
tanpa tidur, upacara-upacara, tidak melakukan hubungan sexual, dan sebagainya.
•
Mengumpulkan benda-benda, seperti keris gamelan,
orang kerdil, resi, dukun, yangg danggap punya kelebihan, dan sebagainya.
•
Ciri
adanya konsentrasi kekuasaan: kesuburan, kemakmuran, stabilitas, kemuliaan.
Kesuburan: banyak anak/isteri; kemakmuran: terpenuhi kebutuhan pokok rakyat;
stabilitas: ketertiban dan ketentraman masyarakat; kemuliaan: banyak tamu dari
negara lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar