Sabtu, 05 April 2014

RESPONS MAHASISWA BARU FISIPOL TERHADAP PEMIRA 2013 DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH METODE PENELITIAN SOSIAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.                        Latar Belakang
            Semangat demokrasi pasca reformasi tahun 1998, ternyata juga berdampak pada kehidupan kampus di Indonesia. Kampus sebagai instrumen pendidikan seakan dituntut untuk terus memberikan proses pembelajaran demokrasi pada lingkungannya. Universitas Gadjah Mada[1] sebagai salah satu Universitas terbaik di Indonesia juga tidak luput dari semangat demokrasi tersebut, sehingga sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan terjadinya demokratisasi dikampusnya, maka UGM telah memberlakukan sistem setara pemilihan umum langsung dalam proses pemilihan Presiden Mahasiswa dan Dewan Perwakilan Mahasiswa/Senat.
            Di UGM sendiri pemilihan umum tersebut dikenal dengan Pemilihan Umum Raya [2]. Pemilihan Umum Raya UGM merupakan pesta demokrasi yang berlangsung secara periodik yaitu setahun sekali  para civitas akamedik baik itu mahasiswa yang mengambil program sarjana strata satu maupun mahasiswa yang berasal dari sekolah vokasi atau mengambil program diploma di UGM. Dalam Pemira ini para mahasiswa[3] diharapkan menggunakan haknya untuk memilih Anggota Senat Keluarga Mahasiswa[4] dan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa[5] UGM.. Pemira adalah suatu elemen yang lahir dalam kehidupan lingkungan Mahasiswa UGM serta perwujudan dari pemerintahan Mahasiswa (student government).[6] Dari sini mahasiswa belajar bagaimana menata suatu pemerintahan yang baik dan bersih. Selain itu Pemira bisa dibilang merupakan sebuah perkuliahan atau pembelajaran yang dilaksanakan diluar kelas  untuk melatih para Mahasiswa untuk mengenal politik di lingkungan kampusnya, sebelum terjun dalam realitas perpolitikan yang lebih nyata di tengah-tengah masyarakat.
Pada Pemira yang dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2013, terdapat delapan partai mahasiswa yang unjuk gigi dalam meramaikan ajang Pemira tersebut, diantaranya adalah : Partai Macan Kampus, Partai Boulevard, Partai Bunderan, Partai Srikandi, Partai Sayang Mama, Partai Kampus Biru, Partai Balairung dan Future Leader Party. Sama halnya dengan partai nasional, partai-partai kampus tersebut juga melakukan kampanye dengan memasang poster, serta baliho partai dan calonnya, berbagai atribut kampanye tersebut terpajang di berbagai sudut kampus, adapun tujuan dari pemasangannya adalah untuk memperkenalkan partai dan calonnya, agar dapat dikenali dan mendapat dukungan dari berbagai elemen mahasiswa yang ada di UGM, termasuk diantaranya mahasiswa baru.
Pandangan penulis sebagai mahasiswa baru yang masih awam tentang pelaksanaan kampanye pada Pemira tersebut terlihat wajar dan sportif, tidak ada black campaign yang menjurus pada bentuk kampanye yang mesdiskreditkan calon lain dengan cara yang tidak elegan. Mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , [7] Sebagai bagian konstituen dalam Pemira, tentu memiliki respon yang berbeda karena secara disiplin ilmu mahasiswa Fisipol mendapat porsi mata kuliah sosial dan politik yang lebih banyak dari pada mahasiswa Fakultas-fakultas lain, yang sangat memungkinkan mereka memiliki pemahaman yang lebih dalam menilai dan menterjemahkan berbagai dimensi dan strategi politik partai maupun calon yang berlaga dalam pelaksanaan pemira pada tahun 2013.
Sebagai bagian dari mahasiswa baru FISIPOL, maka penulis merasa tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana respon mahasiswa baru FISIPOL terhadap Pemira yang dilakasanakan di tahun 2013 tersebut.
1.2.                     Tujuan Penelitian
·         Penelitian ini bertujuan mengetahui  lebih dalam tentang kepekaan dan tanggapan mahasiswa baru FISIPOL dalam menyambut pesta demokrasi kampus “Pemira UGM” pada tahun 2013.
·         Penelitian ini untuk memenuhi tugas akhir dalam mata kuliah Metode Penelitian Sosial.
1.3.                        Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, sebagai berikut:
Bagaimana Respon Mahasiswa Baru FISIPOL Dalam Menyambut Pemira 2013”.


1.4.                     Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian dapat memberikan manfaat seperti yang diharapkan penulis yaitu:
·         Mengetahui bagaimana Respons dan tanggapan Mahasiswa baru FISIPOL terhadap Pemira 2013
  • Menjadi sumbangan pemikiran bagi Mahasiswa baru Fisipol yang akan datang dalam menghadapi Pemira pada tahun berikutnya.
·         Sebagai masukan agar dapat digunakan untuk pertimbangan oleh para panitia Pemira maupun partai yang akan berlaga dalam Pemira, untuk bagaimana memahami perilaku atau sikap para Mahasiswa baru FISIPOL dalam menghadapi Pemira.
1.5.                Landasan Teori
            Pemira merupakan salah satu bentuk demokrasi yang ada di lingkungan kampus yang agendanya memilih presiden dan senat mahasiswa atau singkatnya Pemira merupakan pemilunya UGM. Seperti yang diketahui pemira merupakan salah satu pilar demokrasi di lingkungan kampus. Menurut Plato dalam ajarannya menyatakan bahwa dalam bentuk demokrasi, kekuasaan berada di tangan rakyat sehingga kepentingan umum (kepentingan rakyat) lebih diutamakan.
            Secara prinsipil, rakyat diberikan kebebasan dan kemerdekaan. Itu berarti bahwa  semua keputusan rakyatlah yang menentukan, para wakil rakyat hanya sebagai wadah untuk menyuarakan aspirasi rakyat.[8] Pada pemaparan Plato jelas disebutkan wakil rakyat atau yang di UGM disebut dengan Dewan Perwakilan Mahasiswa/Senat haruslah menjadi wadah atau penyambung lidah untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa dan lebih mengutamakan kepentingan mahasiswa dari pada mengutamakan kepentingan dari partai pengusungnya. Jadi disini peran mahasiswa dirasa penting untuk sama-sama membangun kampus yang lebih demokratis.
            Melalui Pemira ini mahasiswa diberikan jalan sebesar-besarnya bagi mereka yang berkeinginan aktif dalam partisipasi politik di area kampus. Dengan menjadi calon Presiden mahasiswa dan Senat maupun menjadi konstituen, para Mahasiswa sudah dapat di bilang telah aktif dalam partisipasi politik tadi. Clocsky dalam Budiardjo (1982:1) menjelaskan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan sukarela dari warga masyarakat yang mana turut ikut serta dalam proses pemilihan penguasa. Baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pemilihan yang sah. Lain lagi dengan pandangan Huntington (1994:34) partisipasi politik pada hakikatnya bisa naik bisa turun. Tergantung dari prespektif konsituen dalam memandang sebuah pemilihan seperti apa, jika pemilihan tersebut dirasa penting bagi kemajuan suatu Negara, maka konstituen partisipasi politiknya cenderung naik. Begitu juga sebaliknya.
1.6.                        Metode Penelitian
            Metode penelitian merupakan cara yang teratur serta sistematis untuk melaksanakan sesuatu. Terutama dalam sebuah karya ilmiah, agar lebih terarah dan rasional  diperlukan sebuah metode yang sesuai dengan objek penelitian, karena metode ini berfungsi sebagai cara mengerjakan sesuatu dalam upaya untuk mengarahkan sebuah penelitian supaya mendapat hasil yang optimal dengan data-data yang akurat.[9]
1.6.1        Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) tentang studi kasus Pemira yang dilaksanakan pada 15 Desember 2013 di UGM. Dimana Pemira 2013 sendiri merupakan suatu ajang pesta demokrasi yang pertama kali yang diikuti oleh para maahasiswa  baru. Dalam Pemira ini mahasiswa diharapkan memilih calon Presiden Mahasiswa BEM KM dan memilih calon Senat Mahasiswa UGM.
1.6.2.   Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan judul penelitian ini, penulis menggunakan tiga teknik, observasi, wawancara, dan Focus Group Discussions.
a.      Observasi
Observasi adalah teknik paling awal dan paling dasar dalam berbagai  penelitian. Mortis (1973) memberikan definisi tentang observasi sebagai “aktivitas mencatat suatu gejala dengan bantuan instrumen-instumen dan merekamnya demi tujuan-tujuan ilmiah atau tujuan lain”.[10] Penelitian yang akan penulis lakukan bertempat di Lingkungan Kampus FISIPOL Bulaksumur, Jalan Socio Justicia Yogyakarta. Sedangkan observasi awal penulis yaitu mencari data Para Mahasiswa Baru FISIPOL yang ikut serta memilih calon Presiden Mahasiswa dan Calon Senat Mahasiswa UGM pada Pemira tahun ini. Data ini akan diperoleh dari  yang data para pemilih yang dimiliki oleh Panitia Pemira 2013.
b.      Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab dengan berhadapan muka untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden.[11] Wawancara dalam penelitian kualitatif  menurut Denzin & Lincoln (2009: 501) adalah percakapan, seni bertanya dan mendengar (The Art of Asking and Listening). Selain itu juga wawancara merupakan cara yang sangat mengena dalam penelitian lapangan karena peneliti memeroleh informasi langsung dari sumbernya.[12] Dalam penentuan Narasumber sendiri penulis memilih narasumber yaitu Mahasiswa baru angkatan 2013 yang berasal dari enam jurusan yang ada di FISIPOL yaitu Jurusan Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi, Manajemen dan Kebijakan Publik, Politik Pemerintahan, Sosiologi, dan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan. Dimana masing-masing jurusan akan diambil dua sampel narasumber yang akan dipilih secara acak oleh penulis.


c.       Focus Group Discussions
Focus Group Discussuons adalah diskusi terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai. Berbeda dengan riset kuantitatif yang metodologinya memiliki sifat pasti (exact), metode Focus Group Discussuons yang bersifat kualitatif memiliki sifat tidak pasti, berupa eksploratori atau pendalaman terhadap suatu masalah dan tidak dapat digeneralisasi (Setyobudi, 2010).[13] Focus Group Discussuons juga dapat didefinisikan sebagai teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. Focus Group Discussuons juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti (Afriani, 2009).[14]
Dalam melakukan metode ini penulis mencoba menggelar diskusi kecil-kecilan dengan para Mahasiswa Baru FISIPOL yang merupakan kawan dekat penulis. Dalam diskusi tersebut penulis berencana membuat topik permasalahan mengenai Pemira 2013. Dengan harapan bisa bertukar pikran dan memperoleh informasi tentang uneg-uneg atau tanggapan mereka tentang berjalannya ajang Pemira ini.

2.      Hipotesis Penelitian
             Seperti yang telah disinggung di awal tadi, Pemira merupakan salah satu Instrumen yang digunakan pihak Kampus guna mentransfer nilai-nilai demokrasi di lingkungan kampus pancasila ini. Sistem Pemira ini tidak jauh beda pemilihan calon anggota legislatif dan eksekutif di Indonesia yaitu sistem pemilihan dengan menggunakan sistem  multipartai, kesamaan yang terdapat pada Pemira UGM dengan pemilu empat tahunan di Indonesia dapat dibilang sebagai nilai tambah yang dimiliki UGM. Karena berhasil mewujudkan proses pemilihan yang prosedural seperti pemilu di tingkat nasional di dalam lingkungan kampus. Jika dilihat dari proses pemilihannya yang prosedural. Maka pendidikan demokrasi dan politik secara tidak langsung bisa dibilang cukup berhasil. Hal itu menjadi modal awal yang bagus bagi para Mahasiswa dalam menghadapi tantangan setelah lulus nanti, setidaknya para mahasiswa tadi telah mendapat sedikit pemahaman demokrasi dan politik dasar.
            Namun dibalik nilai plus yang dipunyai Pemira tersebut. Terdapat nilai minus yang bisa dibilang vital. Yaitu minimnya suara yang masuk pada saat hari pemungutan suara. Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu panitia pemira yang berinisial Y, sebagai berikut: [15]
“Setiap tahun penyelenggaraan Pemira terjadi penurunan Drul.. itu terlihat dari jumlah suara yang masuk pada kotak suara.. memang jumlah pemilih yang paling sedikit memberikan suaranya FISIPOL..”

 Dari pemeparan informan diatas bisa ditafsirkan bahwa memang bukan rahasia umum lagi mahasiswa FISIPOL kurang berpatisipasi dalam pelaksanaan Pemira. Kurangnya antusiasme dan minimnya partisipasi Mahasiswa FISIPOL dalam pemira ini tentunya bukan tanpa sebab, karena ternyata salah satu sebabnya adalah sosialisasi pemira kurang maksimal, hal tersebut dibenarkan oleh Markus salah satu mahasiswa baru FISIPOL, berikut penuturannya: [16]
“Sepengetahuan saya, sepanjang tujuh hari masa kampanye, tidak ada Partai maupun calon yang menjadi kontestan Pemira yang melakukan sosialisasi pada mahasiswa baru FISIPOL, saya tahu partai dan calon  hanya dari baliho serta poster saja drul. “

            Dari penjelasan informan diatas, menjelaskan bahwa selama masa kampanye tidak ada sosialisasi dari partai maupun calon Pemira, mereka hanya memanfatkan atribut kampanye sebagai media sosialisasi mereka, namun hal tersebut masih dirasa tidak efektif.
            Banyaknya poster dan baliho hanya menjadi sampah visual yang mengotori lingkungan kampus. Selain tdiak ada sosialisai dari kontestan partai dan calon, sosialisasi pelaksanaan pemira juga tidak dilakukan oleh panitia, sekalipun ada mungkin itu hanya dari mulut-kemulut dan sosmed, namun hal itumasih belum menyentuh sebagian besar mahasiswa baru FISIPOL yang masih sangat awam tentang pemira tersebut. Maka wajar jika pemira kurang mendapat respons baik oleh sebagian besar mahasiswa baru FISIPOL, dan kondisi tersebut akhirnya mempengaruhi partisipasi mashasiswa baru FISIPOL dalam pelaksanaan pemira, baik dalam pemungutan ataupun dalam transfer pengalaman dan pengetahuan demokrasi. Akibat dari minimnya sosialisasi maka dampaknya, membuat para Mahasiswa baru merasa kurang antusias dan memilih golput, serta tidak mampu menjadi sarana belajar dalam berpolitik dan demokrasi bagi mahasiswa baru FISIPOL. Tidak bisa dipungkiri ukuran sukses atau tidaknya penyelenggaraan Pemira, bahkan Pemilu Sekalipun dapat diukur dari tingkat jumlah suara yang masuk. Semakin banyak jumlah suara yang masuk maka pemira tersebut bisa dibilang sukses. Begitu juga sebaliknya jika jumlah suara yang masuk sedikit maka pemira tersebut dianggap gagal.
Walaupun terdapat beberapa faktor yang mendorong mahasiswa baru untuk tidak antusias dan kurang merespons ataupun tidak ikut bepartisipasi dalam Pemira, nyatanya masih ada teman penulis yang merasa antusias dan merespons baik dengan diadakannya Pemira. Wanita yang berinisal H ini berasal dari Jurusan Sosiologi. Dia beralasan dengan berpartisipasi dalam Pemira berarti memberikan kontribusinya terhadap kemajuan UGM nantinya. Bahkan dia berencana untuk masuk ke salah satu partai peserta Pemira karena dia beralasan dengan masuk dalam partai disana dia mengharapkan mendapat pengalaman berorganisasi sebelum nantinya beralih kedunia kerja saat sudah lulus nanti.
            Tidak bisa dipungkiri memang bahwa setiap Mahasiswa baru FISIPOL mempunyai prespektif yang berbeda dalam menyambut Pemira tahun ini. Dari sedikit data yang penulis peroleh mengenai respons mahasiswa baru FISIPOL terhadap Pemira yaitu Mahasiswa kurang merespons positif Pemira ini disebabkan oleh hal yang telah dipaparkan penulis diatas salah satunya yaitu minimnya sosialisasi. Tentunya ini hanya asumsi sementara penulis saja dan mengenai jawaban dari permasalahan mengenai Bagaimana Respons Mahasiswa baru FISIPOL terhadap Pemira sendiri akan dilakukan penelitian yang mendalam guna mendapat data final yang mampu menggambarkan Respons Mahasiswa baru FISIPOL terhadap Pemira.



















DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Syaefudddin, 1999. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pusataka Pelajar. Arikunto, Sukarmi, 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiardjo, Meriam, 1982. “Dasar-dasar Ilmu Politik”. Jakarta. Penerbit Gramedia.
Denzin, K, Norman dan Lincoln, Yvonna S, 2009. Handbook of Qualitative Research (terj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gaus, Gerald F dan Kukathas, Chandran, 2004. “Handbook Teori Politik”. Bandung. Penerbit Nusa Media.

Huntington, Samuel P, 1994. Partisipasi Politik di Negara Berkembang”. Bandung. Penerbit Rineka Cipta.

Koentjaraningrat, 1985. Metode-Metode Riset dalam Masyarakat, Jakarta: Gramedia.
Mizan.Herman Warsito, 1992. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia.

WEBSITE:
Afriani, Iyan, 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Diakses pada tanggal 02 Januari 2014, diakses dari: http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.html .
Setyobudi, Wahyu T. 2010. Teknik Moderasi Focus Group Discussion (FGD). Diakses pada tanggal 02 Januari 2014, dari: http://inspirewhy.com/teknik-moderasi-focus-group-discussion-fgd .
Komisi Pemilihan Umum Raya Mahasiswa UGM. 2013. Pemira itu apa sih?. Diunduh dari http://KPRMUGM.Blogspot.com/Pemira-Sebentar-Lagi diunduh pada 14 Desember 2013.


DAFTAR ISI

BAB1 Pendahuluan…………………………………...........................................1
1.1              Latar Belakang ………………………......................................................1
1.2              Tujuan Penelitian………………………………………...............……….3
1.3              Rumusan Masalah……………………………………………….……..…3
1.4              Manfaat Penelitian………………………………………………………..4
1.5              Landasan  Teori…………………………………………………………...4
1.6              Metode Penelitian ………………………………………………………...5
1.6.1        Jenis Penelitian………………………………………………….....6
1.6.2        Metode Pengumpulan Data………………………………………..6
1.7              Hipotesis Penelitian………………………………………………………..9
Daftar Pustaka……………………………………………………………………11




[1].  Untuk selanjutnya Universitas Gadjah Maada akan disingkat menjadi UGM
[2].  Untuk selanjutnya Pemilihan Umum Raya akan disingkat menjadi Pemira;
[3].  Dalam hal ini mahasiswa yang mengambil program sarjana S1 maupun Diploma
[4].  Untuk selanjutnya penyebutan Senat Keluarga Mahasiswa akan disingkat Senat KM
[5].  Untuk selanjutnya penyebutan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa akan disingkat BEM KM
[6]  Komisi Pemilihan Umum Raya Mahasiswa UGM. Pemira itu apa sih?. Diunduh dari http://KPRMUGM.Blogspot.com/Pemira-Sebentar-Lagi diunduh pada 14 Desember 2013
[7] . Selanjutnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik akan disingkat menjadi FISIPOL
[8].  Lihat Gaus, Gerald F dan Kukathas, Chandran. “Handbook Teori Politik”. Bandung. Penerbit Nusa Media. (2012). hlm : 37.
[9] . Syaefuddin Anwar, Metode Penelitian,  (Yogyakarta: Pusataka Pelajar, 1999), hlm. 91
                [10]. Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research, terjemahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 523-524.

[11]. Koentjaraningrat,  Metode-Metode Riset dalam Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1985),  hlm. 129.
                [12].  Herman Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedi, 1992), hlm. 70. 
[13].  Setyobudi, Wahyu T. (2010). Teknik Moderasi Focus Group Discussion (FGD). Diakses pada tanggal 02 Januari 2014, dari: http://inspirewhy.com/teknik-moderasi-focus-group-discussion-fgd
[14] . Afriani, Iyan, (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Diakses pada tanggal 02 Januari 2014, dari: http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.html .
[15] Wawacara dilakukan dikampus FISIPOL Bulaksumur pada tanggal  13 Desember 2013.

[16] Wawacara dilakukan dikampus FISIPOL Bulaksumur pada tanggal  13 Desember 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar