BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Semangat demokrasi pasca reformasi tahun
1998, ternyata juga berdampak pada kehidupan kampus di Indonesia. Kampus
sebagai instrumen pendidikan seakan dituntut untuk terus memberikan proses pembelajaran
demokrasi pada lingkungannya. Universitas Gadjah Mada[1]
sebagai salah satu Universitas terbaik di Indonesia juga tidak luput dari semangat
demokrasi tersebut, sehingga sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan
terjadinya demokratisasi dikampusnya, maka UGM telah memberlakukan sistem
setara pemilihan umum langsung dalam proses pemilihan Presiden Mahasiswa dan
Dewan Perwakilan Mahasiswa/Senat.
Di UGM sendiri pemilihan umum
tersebut dikenal dengan Pemilihan Umum Raya [2].
Pemilihan Umum Raya UGM merupakan pesta demokrasi yang berlangsung secara
periodik yaitu setahun sekali para
civitas akamedik baik itu mahasiswa yang mengambil program sarjana strata satu
maupun mahasiswa yang berasal dari sekolah vokasi atau mengambil program
diploma di UGM. Dalam Pemira ini para mahasiswa[3]
diharapkan menggunakan haknya untuk memilih Anggota Senat Keluarga Mahasiswa[4]
dan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa[5]
UGM.. Pemira adalah suatu elemen yang lahir dalam kehidupan lingkungan
Mahasiswa UGM serta perwujudan dari pemerintahan Mahasiswa (student government).[6]
Dari sini mahasiswa belajar bagaimana menata suatu pemerintahan yang baik dan
bersih. Selain itu Pemira bisa dibilang merupakan sebuah perkuliahan atau
pembelajaran yang dilaksanakan diluar kelas
untuk melatih para Mahasiswa untuk mengenal politik di lingkungan kampusnya,
sebelum terjun dalam realitas perpolitikan yang lebih nyata di tengah-tengah
masyarakat.
Pada
Pemira yang dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2013, terdapat delapan partai
mahasiswa yang unjuk gigi dalam meramaikan ajang Pemira tersebut, diantaranya
adalah : Partai Macan Kampus, Partai Boulevard, Partai Bunderan, Partai
Srikandi, Partai Sayang Mama, Partai Kampus Biru, Partai Balairung dan Future
Leader Party. Sama halnya dengan partai nasional, partai-partai kampus tersebut
juga melakukan kampanye dengan memasang poster, serta baliho partai dan
calonnya, berbagai atribut kampanye tersebut terpajang di berbagai sudut
kampus, adapun tujuan dari pemasangannya adalah untuk memperkenalkan partai dan
calonnya, agar dapat dikenali dan mendapat dukungan dari berbagai elemen
mahasiswa yang ada di UGM, termasuk diantaranya mahasiswa baru.
Pandangan
penulis sebagai mahasiswa baru yang masih awam tentang pelaksanaan kampanye
pada Pemira tersebut terlihat wajar dan sportif, tidak ada black campaign yang menjurus pada bentuk kampanye yang
mesdiskreditkan calon lain dengan cara yang tidak elegan. Mahasiswa baru Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , [7]
Sebagai bagian konstituen dalam Pemira, tentu memiliki respon yang berbeda
karena secara disiplin ilmu mahasiswa Fisipol mendapat porsi mata kuliah sosial
dan politik yang lebih banyak dari pada mahasiswa Fakultas-fakultas lain, yang
sangat memungkinkan mereka memiliki pemahaman yang lebih dalam menilai dan
menterjemahkan berbagai dimensi dan strategi politik partai maupun calon yang
berlaga dalam pelaksanaan pemira pada tahun 2013.
Sebagai
bagian dari mahasiswa baru FISIPOL, maka penulis merasa tertarik dan ingin
mengetahui lebih lanjut bagaimana respon mahasiswa baru FISIPOL terhadap Pemira
yang dilakasanakan di tahun 2013 tersebut.
1.2.
Tujuan Penelitian
·
Penelitian ini bertujuan mengetahui lebih dalam tentang kepekaan dan tanggapan
mahasiswa baru FISIPOL dalam menyambut pesta demokrasi kampus “Pemira UGM” pada
tahun 2013.
·
Penelitian ini untuk memenuhi tugas
akhir dalam mata kuliah Metode Penelitian Sosial.
1.3.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di
atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini,
sebagai berikut:
“ Bagaimana
Respon Mahasiswa Baru FISIPOL Dalam Menyambut Pemira 2013”.
1.4.
Manfaat
Penelitian
Adapun
hasil dari penelitian dapat memberikan manfaat seperti yang diharapkan penulis
yaitu:
·
Mengetahui bagaimana Respons dan
tanggapan Mahasiswa baru FISIPOL terhadap Pemira 2013
- Menjadi sumbangan pemikiran bagi Mahasiswa baru Fisipol yang akan datang dalam menghadapi Pemira pada tahun berikutnya.
·
Sebagai masukan agar dapat digunakan
untuk pertimbangan oleh para panitia Pemira maupun partai yang akan berlaga
dalam Pemira, untuk bagaimana memahami perilaku atau sikap para Mahasiswa baru
FISIPOL dalam menghadapi Pemira.
1.5.
Landasan Teori
Pemira merupakan salah satu bentuk demokrasi yang ada di
lingkungan kampus yang agendanya memilih presiden dan senat mahasiswa atau singkatnya
Pemira merupakan pemilunya UGM. Seperti yang diketahui pemira merupakan salah
satu pilar demokrasi di lingkungan kampus. Menurut Plato dalam ajarannya
menyatakan bahwa dalam bentuk demokrasi, kekuasaan berada di tangan rakyat sehingga
kepentingan umum (kepentingan rakyat) lebih diutamakan.
Secara
prinsipil, rakyat diberikan kebebasan dan kemerdekaan. Itu berarti bahwa semua keputusan rakyatlah yang menentukan,
para wakil rakyat hanya sebagai wadah untuk menyuarakan aspirasi rakyat.[8]
Pada pemaparan Plato jelas disebutkan wakil rakyat atau yang di UGM disebut
dengan Dewan Perwakilan Mahasiswa/Senat haruslah menjadi wadah atau penyambung
lidah untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa dan lebih mengutamakan kepentingan
mahasiswa dari pada mengutamakan kepentingan dari partai pengusungnya. Jadi
disini peran mahasiswa dirasa penting untuk sama-sama membangun kampus yang lebih
demokratis.
Melalui Pemira ini mahasiswa diberikan jalan
sebesar-besarnya bagi mereka yang berkeinginan aktif dalam partisipasi politik
di area kampus. Dengan menjadi calon Presiden mahasiswa dan Senat maupun
menjadi konstituen, para Mahasiswa sudah dapat di bilang telah aktif dalam
partisipasi politik tadi. Clocsky dalam Budiardjo (1982:1) menjelaskan bahwa
partisipasi politik adalah kegiatan sukarela dari warga masyarakat yang mana
turut ikut serta dalam proses pemilihan penguasa. Baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui pemilihan yang sah. Lain lagi dengan pandangan
Huntington (1994:34) partisipasi politik pada hakikatnya bisa naik bisa turun.
Tergantung dari prespektif konsituen dalam memandang sebuah pemilihan seperti
apa, jika pemilihan tersebut dirasa penting bagi kemajuan suatu Negara, maka
konstituen partisipasi politiknya cenderung naik. Begitu juga sebaliknya.
1.6.
Metode
Penelitian
Metode
penelitian merupakan cara yang teratur serta sistematis untuk melaksanakan
sesuatu. Terutama dalam sebuah karya ilmiah, agar lebih terarah dan
rasional diperlukan sebuah metode yang
sesuai dengan objek penelitian, karena metode ini berfungsi sebagai cara
mengerjakan sesuatu dalam upaya untuk mengarahkan sebuah penelitian supaya
mendapat hasil yang optimal dengan data-data yang akurat.[9]
1.6.1
Jenis
Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan (Field
Research) tentang studi kasus Pemira yang dilaksanakan pada 15 Desember
2013 di UGM. Dimana Pemira 2013 sendiri merupakan suatu ajang pesta demokrasi
yang pertama kali yang diikuti oleh para maahasiswa baru. Dalam Pemira ini mahasiswa diharapkan
memilih calon Presiden Mahasiswa BEM KM dan memilih calon Senat Mahasiswa UGM.
1.6.2.
Metode Pengumpulan Data
Dalam
pengumpulan data yang berkaitan dengan judul penelitian ini, penulis
menggunakan tiga teknik, observasi, wawancara, dan Focus Group Discussions.
a. Observasi
Observasi adalah teknik paling awal dan paling dasar
dalam berbagai penelitian. Mortis (1973)
memberikan definisi tentang observasi sebagai “aktivitas mencatat suatu gejala
dengan bantuan instrumen-instumen dan merekamnya demi tujuan-tujuan ilmiah atau
tujuan lain”.[10]
Penelitian yang akan penulis lakukan bertempat di Lingkungan Kampus FISIPOL
Bulaksumur, Jalan Socio Justicia Yogyakarta. Sedangkan observasi awal penulis
yaitu mencari data Para Mahasiswa Baru FISIPOL yang ikut serta memilih calon
Presiden Mahasiswa dan Calon Senat Mahasiswa UGM pada Pemira tahun ini. Data
ini akan diperoleh dari yang data para
pemilih yang dimiliki oleh Panitia Pemira 2013.
b.
Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab dengan berhadapan muka
untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang
responden.[11]
Wawancara dalam penelitian kualitatif
menurut Denzin & Lincoln (2009: 501) adalah percakapan, seni
bertanya dan mendengar (The Art of Asking and Listening). Selain itu
juga wawancara merupakan cara yang sangat mengena dalam penelitian lapangan
karena peneliti memeroleh informasi langsung dari sumbernya.[12]
Dalam penentuan Narasumber sendiri penulis memilih narasumber yaitu Mahasiswa
baru angkatan 2013 yang berasal dari enam jurusan yang ada di FISIPOL yaitu
Jurusan Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi, Manajemen dan Kebijakan
Publik, Politik Pemerintahan, Sosiologi, dan Pembangunan Sosial dan
Kesejahteraan. Dimana masing-masing jurusan akan diambil dua sampel narasumber
yang akan dipilih secara acak oleh penulis.
c.
Focus Group Discussions
Focus Group
Discussuons adalah diskusi terfokus dari suatu
group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai.
Berbeda dengan riset kuantitatif yang metodologinya memiliki sifat pasti (exact),
metode Focus Group Discussuons yang
bersifat kualitatif memiliki sifat tidak pasti, berupa eksploratori atau
pendalaman terhadap suatu masalah dan tidak dapat digeneralisasi (Setyobudi,
2010).[13]
Focus Group Discussuons juga dapat
didefinisikan sebagai teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada
penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari
suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan
tertentu. Focus Group Discussuons
juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti
terhadap fokus masalah yang sedang diteliti (Afriani, 2009).[14]
Dalam melakukan metode ini penulis mencoba menggelar diskusi kecil-kecilan dengan para
Mahasiswa Baru FISIPOL yang merupakan kawan dekat penulis. Dalam diskusi
tersebut penulis berencana membuat topik permasalahan mengenai Pemira 2013.
Dengan harapan bisa bertukar pikran dan memperoleh informasi tentang uneg-uneg atau tanggapan mereka tentang
berjalannya ajang Pemira ini.
2.
Hipotesis
Penelitian
Seperti
yang telah disinggung di awal tadi, Pemira merupakan salah satu Instrumen yang
digunakan pihak Kampus guna mentransfer nilai-nilai demokrasi di lingkungan
kampus pancasila ini. Sistem Pemira ini tidak jauh beda pemilihan calon anggota
legislatif dan eksekutif di Indonesia yaitu sistem pemilihan dengan menggunakan
sistem multipartai, kesamaan yang
terdapat pada Pemira UGM dengan pemilu empat tahunan di Indonesia dapat
dibilang sebagai nilai tambah yang dimiliki UGM. Karena berhasil mewujudkan
proses pemilihan yang prosedural seperti pemilu di tingkat nasional di dalam
lingkungan kampus. Jika dilihat dari proses pemilihannya yang prosedural. Maka
pendidikan demokrasi dan politik secara tidak langsung bisa dibilang cukup
berhasil. Hal itu menjadi modal awal yang bagus bagi para Mahasiswa dalam
menghadapi tantangan setelah lulus nanti, setidaknya para mahasiswa tadi telah
mendapat sedikit pemahaman demokrasi dan politik dasar.
Namun dibalik nilai plus yang
dipunyai Pemira tersebut. Terdapat nilai minus yang bisa dibilang vital. Yaitu
minimnya suara yang masuk pada saat hari pemungutan suara. Hal tersebut
dibenarkan oleh salah satu panitia pemira yang berinisial Y, sebagai berikut: [15]
“Setiap tahun penyelenggaraan
Pemira terjadi penurunan Drul.. itu terlihat dari jumlah suara yang masuk pada
kotak suara.. memang jumlah pemilih yang paling sedikit memberikan suaranya
FISIPOL..”
Dari pemeparan informan diatas bisa
ditafsirkan bahwa memang bukan rahasia umum lagi mahasiswa FISIPOL kurang berpatisipasi
dalam pelaksanaan Pemira. Kurangnya antusiasme dan minimnya partisipasi Mahasiswa
FISIPOL dalam pemira ini tentunya bukan tanpa sebab, karena ternyata salah satu
sebabnya adalah sosialisasi pemira kurang maksimal, hal tersebut dibenarkan
oleh Markus salah satu mahasiswa baru FISIPOL, berikut penuturannya: [16]
“Sepengetahuan
saya, sepanjang tujuh hari masa kampanye, tidak ada Partai maupun calon yang menjadi
kontestan Pemira yang melakukan sosialisasi pada mahasiswa baru FISIPOL, saya
tahu partai dan calon hanya dari baliho
serta poster saja drul. “
Dari penjelasan informan diatas,
menjelaskan bahwa selama masa kampanye tidak ada sosialisasi dari partai maupun
calon Pemira, mereka hanya memanfatkan atribut kampanye sebagai media
sosialisasi mereka, namun hal tersebut masih dirasa tidak efektif.
Banyaknya poster dan baliho hanya
menjadi sampah visual yang mengotori lingkungan kampus. Selain tdiak ada
sosialisai dari kontestan partai dan calon, sosialisasi pelaksanaan pemira juga
tidak dilakukan oleh panitia, sekalipun ada mungkin itu hanya dari
mulut-kemulut dan sosmed, namun hal itumasih belum menyentuh sebagian besar
mahasiswa baru FISIPOL yang masih sangat awam tentang pemira tersebut. Maka
wajar jika pemira kurang mendapat respons baik oleh sebagian besar mahasiswa
baru FISIPOL, dan kondisi tersebut akhirnya mempengaruhi partisipasi mashasiswa
baru FISIPOL dalam pelaksanaan pemira, baik dalam pemungutan ataupun dalam
transfer pengalaman dan pengetahuan demokrasi. Akibat dari minimnya sosialisasi
maka dampaknya, membuat para Mahasiswa baru merasa kurang antusias dan memilih golput,
serta tidak mampu menjadi sarana belajar dalam berpolitik dan demokrasi bagi
mahasiswa baru FISIPOL. Tidak bisa dipungkiri ukuran sukses atau tidaknya
penyelenggaraan Pemira, bahkan Pemilu Sekalipun dapat diukur dari tingkat
jumlah suara yang masuk. Semakin banyak jumlah suara yang masuk maka pemira
tersebut bisa dibilang sukses. Begitu juga sebaliknya jika jumlah suara yang
masuk sedikit maka pemira tersebut dianggap gagal.
Walaupun
terdapat beberapa faktor yang mendorong mahasiswa baru untuk tidak antusias dan
kurang merespons ataupun tidak ikut bepartisipasi dalam Pemira, nyatanya masih
ada teman penulis yang merasa antusias dan merespons baik dengan diadakannya
Pemira. Wanita yang berinisal H ini berasal dari Jurusan Sosiologi. Dia
beralasan dengan berpartisipasi dalam Pemira berarti memberikan kontribusinya
terhadap kemajuan UGM nantinya. Bahkan dia berencana untuk masuk ke salah satu
partai peserta Pemira karena dia beralasan dengan masuk dalam partai disana dia
mengharapkan mendapat pengalaman berorganisasi sebelum nantinya beralih kedunia
kerja saat sudah lulus nanti.
Tidak bisa dipungkiri memang bahwa setiap
Mahasiswa baru FISIPOL mempunyai prespektif yang berbeda dalam menyambut Pemira
tahun ini. Dari sedikit data yang penulis peroleh mengenai respons mahasiswa
baru FISIPOL terhadap Pemira yaitu Mahasiswa kurang merespons positif Pemira
ini disebabkan oleh hal yang telah dipaparkan penulis diatas salah satunya yaitu
minimnya sosialisasi. Tentunya ini hanya asumsi sementara penulis saja dan
mengenai jawaban dari permasalahan mengenai Bagaimana Respons Mahasiswa baru
FISIPOL terhadap Pemira sendiri akan dilakukan penelitian yang mendalam guna
mendapat data final yang mampu menggambarkan Respons Mahasiswa baru FISIPOL
terhadap Pemira.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
Syaefudddin, 1999. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pusataka Pelajar. Arikunto,
Sukarmi, 1998. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Budiardjo, Meriam, 1982. “Dasar-dasar Ilmu Politik”. Jakarta. Penerbit Gramedia.
Denzin, K, Norman dan Lincoln, Yvonna S, 2009. Handbook
of Qualitative Research (terj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gaus, Gerald F dan Kukathas, Chandran, 2004. “Handbook Teori Politik”. Bandung.
Penerbit Nusa Media.
Huntington, Samuel P, 1994. ” Partisipasi Politik di Negara Berkembang”. Bandung. Penerbit Rineka Cipta.
Koentjaraningrat,
1985. Metode-Metode Riset dalam Masyarakat, Jakarta: Gramedia.
Mizan.Herman Warsito,
1992. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia.
WEBSITE:
Afriani, Iyan, 2009. Metode
Penelitian Kualitatif. Diakses pada tanggal 02 Januari 2014, diakses
dari: http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.html .
Setyobudi, Wahyu T. 2010. Teknik
Moderasi Focus Group Discussion (FGD). Diakses pada tanggal 02 Januari
2014, dari: http://inspirewhy.com/teknik-moderasi-focus-group-discussion-fgd
.
Komisi
Pemilihan Umum Raya Mahasiswa UGM. 2013.
Pemira itu apa sih?. Diunduh dari http://KPRMUGM.Blogspot.com/Pemira-Sebentar-Lagi
diunduh pada 14 Desember 2013.
DAFTAR ISI
BAB1 Pendahuluan…………………………………...........................................1
1.1
Latar Belakang ………………………......................................................1
1.2
Tujuan Penelitian………………………………………...............……….3
1.3
Rumusan Masalah……………………………………………….……..…3
1.4
Manfaat Penelitian………………………………………………………..4
1.5
Landasan
Teori…………………………………………………………...4
1.6
Metode Penelitian
………………………………………………………...5
1.6.1
Jenis
Penelitian………………………………………………….....6
1.6.2
Metode Pengumpulan
Data………………………………………..6
1.7
Hipotesis
Penelitian………………………………………………………..9
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………11
[1]. Untuk selanjutnya Universitas Gadjah Maada
akan disingkat menjadi UGM
[2]. Untuk selanjutnya Pemilihan Umum Raya akan
disingkat menjadi Pemira;
[3].
Dalam hal ini mahasiswa yang mengambil program sarjana S1 maupun Diploma
[4]. Untuk selanjutnya penyebutan Senat Keluarga
Mahasiswa akan disingkat Senat KM
[5]. Untuk selanjutnya penyebutan Badan Eksekutif
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa akan disingkat BEM KM
[6]
Komisi Pemilihan Umum Raya Mahasiswa UGM. Pemira itu apa sih?. Diunduh
dari http://KPRMUGM.Blogspot.com/Pemira-Sebentar-Lagi
diunduh pada 14 Desember 2013
[7] . Selanjutnya Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik akan disingkat menjadi FISIPOL
[8]. Lihat Gaus, Gerald F dan Kukathas, Chandran. “Handbook Teori Politik”. Bandung. Penerbit
Nusa Media. (2012). hlm : 37.
[10].
Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, Handbook
of Qualitative Research, terjemahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),
hlm. 523-524.
[11]. Koentjaraningrat, Metode-Metode
Riset dalam Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1985), hlm. 129.
[13]. Setyobudi, Wahyu T. (2010). Teknik
Moderasi Focus Group Discussion (FGD). Diakses pada tanggal 02 Januari
2014, dari: http://inspirewhy.com/teknik-moderasi-focus-group-discussion-fgd
[14] . Afriani, Iyan, (2009). Metode
Penelitian Kualitatif. Diakses pada tanggal 02 Januari 2014,
dari: http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.html .
[15] Wawacara dilakukan dikampus FISIPOL
Bulaksumur pada tanggal 13 Desember
2013.
[16] Wawacara dilakukan dikampus FISIPOL
Bulaksumur pada tanggal 13 Desember
2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar