Sabtu, 05 April 2014

Kinerja Pemerintah Indonesia di bawah Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

KINERJA PEMERINTAH INDONESIA DI BAWAH KEPEMIMPINAN
PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Oleh: Badrul Arifin
NIM: 13/353999/SP/26025
1.         PENDAHULUAN
Seperti yang diketahui Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab dengan panggilan SBY, merupakan presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat, melalui kendaraan politiknya yakni partai demokrat, SBY sukses merebut hati rakyat pada pemilu 2004. SBY sebagai capres yang berpasangan dengan Jusuf Kalla cawapres berhasil menuju posisi jabatan presiden dan wakil presiden setelah pada pemilhan presiden putaran kedua berhasil meraih sebanyak 60,62 % suara mengalahkan pasangan Megawati Sukarnoputri dan H.Hasyim Muzadi capres dan cawapres yang diusung PDI-Perjuangan yang mendapat 39,38% suara.[1] Dalam kejadian ini disinyalir SBY tidak akan melenggang mulus menuju kursi RI satu jika tidak ada Jusuf Kalla diposisi Cawapresnya, ini dikarenakan posisi partai golkar sebagai partai pemenang pemilu 2004. 
Pada pemilihan umum 2009 kembali SBY berhasil merebut hati rakyat untuk yang kedua kalinya, berbeda dengan pasangannya pada pilpres 2004 yang berasal dari kalangan Partai Politik, kali ini SBY memilih wakilnya dari kalangan professional non Partai politik yaitu Prof.Boediono sebagai calon wakil presidennya. Pada pemilihan presiden 2009 pasangan SBY-Boediono yang berjargon Lanjutkan ! ini berhasil memenangkan pemilihan presiden dengan satu putaran saja, mereka meraih 60,8% Suara.
 Patut dipertanyakan memang kenapa rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi di negera penganut paham demokrasi ini sampai-sampai memberi mandat kepada SBY untuk mengurus negara ini sampai dua kali periode kepemimpinan mengingat pada periode sebelumnya banyak kinerja SBY sebagai presiden kurang begitu memuaskan bagi masyarakat kalangan bawah.
Jika melihat kinerja dari pemerintahan SBY pada periode awal dan menjelang akhir masa kepemimpinannya, secara obyektif banyak kinerja pemerintahan  SBY yang berbuah kegagalan namun juga banyak kinerja pemerintahan SBY yang berbuah prestasi. Dalam paper ini penulis mencoba menganalisa “Kinerja Pemerintah Indonesia di bawah Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono” selama kepimpinannya yang berjalan hampir sepuluh tahun baik saat beliau berpasangan dengan Jusuf Kalla pada periode pertama kepemimpinannya (2004-2009) maupun saat berpasangan dengan Boediono pada periode kedua kepempinannya (2009-2014), tentunya dengan tingkat netralitas dan objektivitas yang sesuai dengan kapasitas penulis sebagai mahasiswa,sekaligus rakyat yang merasakan langsung dampak dari kinerja pemerintahan dibawah kepemimpinan Presiden SBY
















2.      PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis memilih memfokuskan pada tiga bidang yang dirasa strategis untuk dianalisa, dinilai dan dikritisi mengenai kinerja pemerintah dibawah kepemimpinan SBY yaitu; yang pertama kesejahteraan sosial yang kedua bidang politik  dan hukum, dan yang ketiga dibidang ekonomi.

A.             Bidang Kesejahteraan Sosial
Disini akan dibahas sudah berhasilkah pemerintahan SBY dalam mensejahterahkan masyarakat? Pertanyaan tersebut seolah menjadi tolak ukur keberhasilan kinerja pemerintahan SBY. Seperti yang diketahui Mensejahterahkan kehidupan bangsa merupakan tujuan dari Negara ini seperti yang diamanatkan dalam alinea ke empat pembukaan UUD 1945.[2]  Pada masa kampanye pilpres duet SBY JK menjanjikan menekan angka kemiskinan serendah-rendahnya
Demi mencapai target tersebut Pemerintahan SBY membuat program Kesejahteraan rakyat yang dikhususkan pada pengurangan tingkat kemiskinan yang difokuskan melalui 3 klaster program penanggulangan kemiskinan, yaitu: Klaster Pertama: upaya pengentasan kemiskinan dengan bentuk program bantuan dan perlindungan sosial terpadu berbasis keluarga, yang dilakukan agar mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin, dan perbaikan kualitas hidup keluarga miskin. Program utamanya adalah Beras Miskin (Raskin), Jamkesmas, Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan Bantuan Siswa Miskin (BSM). Klaster Kedua: Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat melalui program PNPM Mandiri. Klaster Ketiga: Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil (UMK) yang bertujuan untuk membuka dan memberikan akses permodalan dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). [3]
Namun apakah program tadi dinilai berhasil dalam pengentasan tingkat kemiskinan?. Tentunya jawabannya akan terjawab Jika diperlihatkan data yang berhasil penulis himpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai tingkat kemiskinan di Indonesia.
.[4]020713grafik1.jpg
Dari data tersebut bisa ditafsirkan di era pemerintahan SBY, hanya berhasil menurunkan angka  kemiskan sebesar 2,55% persen saja, dengan rincian presentase angka kemiskinan pada tahun 2004 sebesar 16,7% dan sampai akhir periode pertama era pemerintahan SBY sebesar 14,15% pada tahun 2008. Patut dicermati juga pada tahun 2006 angka kemiskinan yang diharapkan berkurang malah tambah naik, hal ini diakibatkan oleh kebijakan pemerintahan SBY yang menaikan Harga BBM yang secara tidak langsung berdampak pada harga barang ikut naik. Jika dibandingkan dengan Mantan Presiden Gus Dur soal menekan angka kemiskinan, pemerintahan SBY masih kalah. Dalam rentang masa kepimpinannya selama tahun 1999-2001 Gus Dur berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 10,7%, Ini menunjukan selama tiga tahun masa jabatan pemerintahan SBY belum bisa berhasil mengatasi masalah kemiskinan secara tuntas dan secara otomatis janji menekan angka kemiskinan serendah rendahnya pada saat kampanye gagal.
Pada periode kedua kepemimpinannya Duet SBY- Boediono saat kampanye pilpres 2009 berjanji Kemiskinan harus turun 8-10 persen dengan meningkatkan pembangunan pertanian, perdesaan dan program pro rakyat sehingga kesejahteraan rakyat meningkat. jika dilihat data BPS diatas maka janji dari SBY-Boediono yang menargetkan kemiskinan turun 8-10% sulit terealisasi. Karena berdasarkan data tersebut sampai tahun 2012 pemerintahan SBY hanya berhasil menurunkan angka kemiskinan yakni 3,94 % saja. Memang data tersebut hanya sampai tahun 2012 menarik ditunggu sampai akhir masa jabatannya pada tahun 2014 nanti, apakah pemerintahan SBY berhasil merealisasikan janjinya seperti apa yang saat dikampanyekan.
Selain masalah kemiskinan tadi, masalah dibidang pendidikan sangatlah menarik untuk dianalisa sebab tingkat pendidikan berpengaruh dalam proses kesejahteraan rakyat. Pada era kepemimpinannya SBY, pemerintah membuat sejumlah kebijakan dibidang pendidikan yakni salah satunya adalah pemanfaatan Anggaran dari APBN sebesar 20%dengan tujuan pendidikan gratis selama pendidikan dasar dan menengah pertama (SD dan SMP) serta pendidikan terjangkau selama pendidikan menengah keatas (SMA) serta perbaikan infrastruktur dan sarana prasarana Sekolah. Angka 20% dalam APBN bukanlah angka yang kecil, bahkan bisa dibilang terbesar dibanding yang lainnya. Namun apakah anggaran dan program tadi berhasil dijalankan dengan baik oleh pemerintah? Jawabannya bisa dilihat dari penelitian yang dilakukan ICW. ICW menyebutkan pendidikan di Indonesia bukan hanya mahal, namun fasilitasnya juga buruk, selain itu masih ditemukan praktik penjualan buku yang dilakukan oleh pihak sekolah.[5] hal ini juga dirasakan penulis dimana saat itu tempat penulis menimba ilmu masih saja menjual buku pelajaran. Sepertinya anggaran tadi hanya dinikmati oleh kalangan Guru PNS saja. Bisa dilihat sejak era pemerintahan SBY banyak guru yang lebih sejahtera hidupnya dibanding saat era presiden sebelumnya. Hal ini dibuktikan oleh adanya Gaji tiga belas dan sertifikasi guru.

B.                 Bidang Politik dan Hukum.
Baru-baru ini ada isu kegiatan spionase dan penyadapan yang dilakukan Australia dan AS kepada institusi strategis di Indonesia. Seperti yang diketahui kegiatan spionase dan penyadapan merupakan kegiatan yang dilarang oleh konstitusi Internasional. Tentunya diharapkan pemerintah harus bersikap keras jika kedua Negara tersebut terbukti melakukan tindakan terlarang tersebut. Terkait kejadian ini pemerintah angkat bicara, dalam jumpa persnya menteri pertahanan Purnomo Yusgiantoro, mengatakan bahwa pihaknya akan bertemu dengan Menhan Australia untuk meminta konfirmasi langsung terkait masalah ini.[6] Menarik ditunggu bagaimana pemerintah menyikapi masalah ini, jangan sampai Negara ini menjadi Negara yang lemah karena dianggap tidak bisa menjaga kedaulatan bangsanya sendiri.
Selain masalah tadi menarik juga dianalisa bagaimana kinerja pemerintahan SBY dalam memberantas praktik korupsi yang menjamur di negeri ini. Pada masa kampanye pilpres SBY juga berjanji akan memberantas praktik Korupsi. Melalui program kerja 100 hari SBY berjanji akan melakukan shock teraphy untuk memberantas Korupsi.[7] Sejumlah kemajuan dalam pemberantasan korupsi telah diraih. dalam penegakan hukum. Sejak era awal SBY memerintah. Berdasarkan data yang dikeluarkan ICW baru-baru ini sejumlah koruptor berhasil ditangkap diadili. Sampai saat  ini tercatat sejak KPK berdiri pada 2002 jumlah yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi mencapai sedikitnya 360 orang. Mereka sebagian besar merupakan pejabat publik, seperti anggota parlemen, pejabat kepolisian, birokrat, gubernur, wali kota, bahkan hakim tinggi.[8] Dalam pemberantasan korupsi tentunya disana pasti ada saja hambatannya, salah satunya yakni adanya mafia peradilan seperti yang diketahui meskipun KPK telah menetapkan suatu tersangka namun yang menentukan terbukti bersalah atau tidaknya tersangka tersebut ada ditangan hakim. Bahkan korupsi di lingkungan peradilan diprakrikan secara sistematis dan meluas.[9] Seperti data yang dikeluarkan ICW diatas mengenai pejabat publik yang tersangkut kasus korupsi yaitu hakim.
Selain masalah Korupsi, pemerintahan SBY juga dihadapkan pada masalah kesetaraan hukum bagi semua kalangan masyarakat, sejauh pengamatan penulis saat ini hukum Indonesia seolah-olah Hukum hanya berlaku pada masyarakat menengah kebawah saja, ambil contoh kasus nenek yang dituntut lima tahun penjara hanya karena dituduh mencuri biji kakao, dilain kasus Rasyid, putra bungsu menteri perekonomian Hatta Rajasa pada satu Januari silam mengalami insiden kecelakaan, dalam kecelakaan tersebut dua orang meninggal. Memang Rasyid sudah menjadi tersangka, namun dengan statusnya sebagai anak dari Pejabat Negara kasus yang mendera Rasyid seperti diistimewakan. Ini dibuktikan dengan dijatuhkannya hukuman empat tahun penjara oleh hakim kepada Rasyid.
Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa di Indonesia terjadi ketidakadilan hukum antara pihak yang lemah dengan pihak yang kuat. Pemerintah dalam hal ini SBY harus segera bertindak tegas jangan sampai melakukan pembiaran, agar tidak semakin banyak kasus ketidakadilan di bidang hukum. Seperti yang diketahui Hukum merupakan aspek terpenting dalam suatu negara, apabila hukum negara saja bisa di permainkan dengan uang, bisa dibayangkan bagaimana keadaan Indonesia di masa yang akan datang.

a.         Bidang Perekonomian
Disini akan dibahas apakah pemerintahan di Era SBY mengalami kegagalan atau justru berprestasi dalam upaya meningkatkan perekonomian Indonesia, sesuai janji yang digemar-gemborkan pada saat kampanye di pemilihan presiden.
Pada masa kampanye pemilihan presiden pasangan SBY-JK berjanji di dalam bidang ekonomi pihaknya menargetkan pertumbuhan ekonomi 7,6% pada tahun 2009.[10] Namun pemerintah gagal memenuhi target tersebut menurut sumber dari BPS Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2009 sebesar 4,5%.[11] Tidak etis jika hanya menganalisa hanya berdasar pada kegagalan pemerintahan SBY saja. pada periode pertamanya memimpin  ada yang patut diapresiasi dari kinerja pemerintahan SBY. Yang paling menonjol yakni disektor pertanian SBY bersama Wapresnya, Jusuf Kalla, dan Menteri pertanian, bekerjasama membuat gebrakan dan berhasil membuat Indonesia swasembada beras Ini satu prestasi yang luar biasa. Karena pada era pemerintahan Soeharto sekalipun dalam 32 tahun pemerintahannya hanya berhasil melakukan swasembada pada tahun-tahun terakhir kepemimpinannya. Selain itu patut diapresiasi juga peran dari wakil presiden Jusuf Kalla yang berperan besar dalam konversi dari minyak tanah ke gas LPG. Program konversi minyak tanah ke LPG lebih dilandasi oleh keinginan kuat pemerintah menekan subsidi minyak tanah. Pemakaian LPG menggantikan Minyak Tanah telah terbukti memberikan keuntungan ekonomis. pemakaian LPG memberikan penghematan sekitar Rp 16.500 hingga Rp 29.250 bagi setiap Kepala Keluarga yang menjadi sasaran program konversi ini. Sedang bagi negara hingga saat ini telah memberikan penghematan sekitar Rp 25 Triliun.[12]
Pada periode kedua era kepemimimpinannya, SBY menggandeng Boediono, Banyak Pengamat berpendapat alasan SBY menggandeng Boediono Sebagai Wapres adalah ingin berkonsentrasi terus memperbaiki roda perekonomian Indonesia, secara Boediono telah dianggap telah makan asam garam dalam dunia perekonomian, Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Gubernur BI, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, dan Direktur BI dan juga guru besar ini di FEB UGM.[13], Dan pada masa kampanye pilpres 2009 duet SBY-Boediono berjanji bahwa pihaknya menargetkan pertumbuhan ekonomi diatas 6%. Namun sekarang SBY pesimis angka tersebut mampu dicapainya karena ketidakpastian kondisi ekonomi dunia serta ditambah anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar. [14] Selain itu kebijakan yang menurut penulis menarik untuk dibahas yakni kebijakan menaikkan Harga BBM yang beberapa kali telah dilakukan oleh pemerintahan SBY. Pada awal kepempinannya harga BBM jenis premium hanya berkisar Rp. 1800/liter sekarang telah mencapai 6500/liter, pemerintah berdalih menaikkan harga BBM  karena mengikuti harga Minyak Dunia serta pengurangan Subsidi BBM karena dinilai tidak tepat sasaran. Dengan kebijakan tersebut pemerintah membuat program BLT sekarang menjadi BLSM sebagai kompensasi kenaikan harga BBM.  Memang tujuan pemberian bantuan ini mulia yaitu agar rakyat kalangan menengah kebawah tidak semakin terjerumus d alam jurang kemiskinan. Dalam program pemberian bantuan ini pemerintah bukannya tanpa masalah, menurut Sekolah Demokrasi Indonesia (2005:38) masalahnya terdapat pada implementasi bantuan tersebut, masalah yang timbul antara lain : (1) banyaknya warga miskin yang tidak terdaftar sebagai penduduk .(2) banyaknya warga nonmiskin yang menjadi penerima bantuan.(3) sulitnya pendataan warga miskin khusunya didaerah terpencil.[15]  Dalam periode kedua kepemimpinannya, ada pula prestasi yang dicapai oleh pemerintahan SBY yaitu seperti yang dikatakan oleh Ekonom Dr.Faisal Basri dalam wawancaranya dengan media kompas. Yang isinya sebagai berikut: [16]
“ Pemerintahan SBY sukses menaikkan pendapatan perkapita lebih dari 3000 USD.Lebih baik dibanding era Orde Baru yang hanya mencapai 500 USD. Selain itu Indonesia semakin menarik minat para Investor Asing, tahun ini, saja ada 25 Milliar USD yang masuk otomatis membuat bertambahnya cadangan devisa kita.”


3.            PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan bahwa kinerja pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono mengalami naik turun ada yang mengalami kegagalan namun juga ada yang berbuah prestasi. Selain itu dalam proses implementasi entah itu yang berbuah kebijakan maupun program untuk mengatasi suatu problema bangsa ada saja hambatan-hambatan yang menghampiri. Hambatan-hambatan itulah yang membuat program hasil kinerja pemerintahanan SBY terkadang gagal ditengah jalan. Menarik ditunggu Kinerja apa yang bakal dilakukan  era pemerintahan SBY dalam usaha memajukan Negara ini serta mengatasi berbagai problema yang mendera bangsa ini.
A.    Saran
Diharapkan pemerintahan era SBY memperbaiki Kinerjanya mengingat masa jabatannya yang kurang lebih delapan bulan, untuk segera mencari solusi sebijak-bijaknya dalam mengatasi problema yang mendera Ibu Pertiwi. dan tak lupa juga pemerintahan SBY melihat ke belakang untuk belajar akan masa lalu tentang kesalahan ataupun kegagalan dalam proses pembangunan Negara ini baik kegagalan yang dialami pemerintahan di era sebelumnya maupun kegagalan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya dalam masa jabatan kepresidennya agar tidak terulang kembali kegagalan yang terjadi pada masa lalu di era kepemimpinannya.





DAFTAR PUSTAKA

Yanto, Oksidelfa. (2010).  Mafia Hukum: membongkar konspirasi dan manipulasi hukum di Indonesia. Surabaya : PT Niaga Swadaya
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Sekolah Demokrasi Indonesia. (2006). “Puisi Indah Prosa Buruk: Evaluasi dua tahun kebijakan pemerintahan SBY-JK”. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Harian Kompas. 17 Oktober 2013. “ SBY sukses naikkan pendepatan perkapita RI.”
Harian Kompas. 6 November  2013. Menhan : “Kami akan segera bertindak.”
BPS. 2012. Tingkat Kemiskinan Indonesia 16 Tahun Terakhir, diakses dari http/bps.go.id/bps-tingkat-kemiskinan.html diakses pada [5 November 2013].
BPS, 2009, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2009 diakses dari http://bps.go.id/brs_file/pdb-10feb10.html [diakses pada 6 November 2013].
Indonesia Corruption Watch. 2010. Survei Anggaran dan Mutu Pelayanan Sekolah. diakses dari  http://www.antikorupsi.org/id/content/hasil-survei-sepuluh-anggaran-dan-mutu-pelayanan-sekolah.htm [diakses pada 7 November 2013].
ICW. 2013. Total Pejabat Publik Yang Ditangkap KPK, diakses dari  http://www.antikorupsi.org/id/content/hasil-pemantauan-sepuluh-tahun-korupsi-pendidikan-2003-2013.htm diakses pada 7 November 2013.
Kementrian ESDM,2007, Berikut Manfaat dari LPG dibanding Minyak Tanah diakses dari http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/4122-konversi-minyak-tanah-ke-lpg-lebih-murah-lebih-bersih.html diakses pada [4 November 2013].
Kementrian Sekretariat Negara. Strategi program pemerintah demi terwujudnya Kesejahteraan rakyat. diakkses dari http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6059&Itemid [diakses pada 4 November 2013].
Kompas. 2009. Kegagalan Janji SBY-JK, diakses dari  http://news.kompas.com/read/2009/01/28/16362569/Kegagalan.Janji.SBY-JK.html . [dikses pada 4 November 2013].
KPU. 2004. Hasil akhir perhitungan suara pemilihan Presiden 2004. Diakses dari http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5451.htm [diakses pada 4 November 2013].
Merdeka.com. 2013.  Pesimis capai target SBY  Revisi target pertumbuhan Ekonomi diakses dari http://Merdeka.com/uang/Pesimis-capai-target- SBY –Revisi-target-pertumbuhan-Ekonomi.html diakses pada [8 November 2013].
Wikipedia.com. Profil Boediono , diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/boediono[ diakses pada tanggal 5 november 2013].





.


[1] KPU, 2004, Hasil akhir perhitungan suara pemilihan Presiden 2004. Diakses dari http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5451.htm diakses pada 4 November 2013.
[2] Alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tentang tujuan Negara .
[3]Kementrian Sekretariat Negara,2004, Strategi program pemerintah demi terwujudnya Kesejahteraan rakyat. dialkses dari http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6059&Itemid diakses pada 4 November 2013.
[4] BPS, 2012, Tingkat Kemiskinan Indonesia 16 Tahun Terakhir, diakses dari http/bps.go.id/bps-tingkat-kemiskinan.html diakses pada 5 November 2013
[5] Indonesia Corruption Watch , 2010. Survei Anggaran dan Mutu Pelayanan Sekolah. diakses dari  http://www.antikorupsi.org/id/content/hasil-survei-sepuluh-anggaran-dan-mutu-pelayanan-sekolah.htm diakses pada 7 November 2013.
[6]Harian KOMPAS . 6 November  2013. Menhan : “Kami akan segera bertindak.”
[7]Lihat Sekolah Demokrasi Indonesia. “Puisi Indah Prosa Buruk: Evaluasi dua tahun kebijakan pemerintahan SBY-JK”. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. (2006). hal 129.
[8]ICW,2013,Total Pejabat Publik Yang Ditangkap KPK, diakses dari  http://www.antikorupsi.org/id/content/hasil-pemantauan-sepuluh-tahun-korupsi-pendidikan-2003-2013.htm diakses pada 7 November 2013.

[9] Oksidelfa Yanto. 2010.  Mafia Hukum: membongkar konspirasi dan manipulasi hukum di Indonesia. Surabaya. PT Niaga Swadaya. Hlm 76.


[10]Kompas, 2009,   Kegagalan   Janji SBY JK,  diakses  dari  http://news.kompas.com/read/2009/01/28/16362569/Kegagalan.Janji.SBY-JK.html . dikses pada 4 November 2013.
[11] BPS, 2009, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2009 diakses dari http://bps.go.id/brs_file/pdb-10feb10.html diakses pada 6 November 2013.
[12] Kementrian ESDM,2007, Berikut Manfaat dari LPG disbanding Minyak Tanah diakses dari http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/4122-konversi-minyak-tanah-ke-lpg-lebih-murah-lebih-bersih.html diakses pada 4 November 2013.
[13] Wikipedia.com, Profil Boediono , diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/boediono    diakses pada tanggal 5 november 2013
[14] Merdeka.com. 2013.  Pesimis capai target SBY  Revisi target pertumbuhan Ekonomi diakses dari http://Merdeka.com/uang/Pesimis-capai-target- SBY –Revisi-target-pertumbuhan-Ekonomi.html diakses pada 8 November 2013
[15] Lihat Sekolah Demokrasi Indonesia. “Puisi Indah Prosa Buruk: Evaluasi dua tahun kebijakan pemerintahan SBY-JK”. Bandung : Simbiosa Rekatama Media, . (2006) Hal 38
[16] Harian Kompas 17 Oktober 2013. “ SBY sukses naikkan pendepatan perkapita RI.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar